Seiring meningkatnya jumlah kasus cacar monyet di Indonesia, Kementerian Kesehatan semakin waspada.
![]() |
JAKARTA (Asia News Network/The Jakarta Post): The Health Ministry is on high alert for the virus since cases of monkeypox infection in Jakarta have increased over the last ten days, and epidemiologists stress the significance of tracing cases.
Since mid-October, Indonesia has reported six confirmed cases of the monkeypox virus, an exceptional rise over 2022, when the nation recorded the first and only case in Jakarta for the entire year.
On October 13, the second case was discovered; on October 19, the third; then on October 21, all four cases at the same time. A news release from the Health Ministry on Monday (Oct 23) stated that all of the patients are men in Jakarta who are between the ages of 25 and 35.
Organisasi Kesehatan Dunia pertama kali mengklasifikasikan cacar monyet, penyakit zoonosis Afrika, sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Kepedulian Internasional (PHEIC) pada tahun 2022. WHO menetapkannya sebagai "mpox" untuk mengecualikan konotasi rasial.
Virus ini terkadang (pada 3-6 persen kasus) menyebabkan kematian dan menimbulkan ruam serta demam yang berlangsung selama dua hingga empat minggu. Ketika tingkat penyebaran global virus ini mulai menurun pada bulan Mei tahun ini, WHO memutuskan untuk menghapus klasifikasi darurat.
Pada bulan Agustus 2022, terjadi kasus mpox pertama yang diketahui di Indonesia, yang diidentifikasi pada seorang pria berusia 27 tahun yang bepergian ke luar negeri untuk tertular virus tersebut. Setelah diisolasi di rumah sakit selama sebulan, pasien tersebut sembuh total. Namun, Kementerian Kesehatan menerbitkan surat edaran baru pada tanggal 18 Oktober untuk meningkatkan kesadaran menyusul penemuan kasus kedua minggu lalu.
The Jakarta Post diberitahu pada hari Minggu oleh juru bicara kementerian Siti Nadia Tarmizi, "Kami meningkatkan kewaspadaan; kami telah memeriksa delapan kemungkinan pasien lainnya, tetapi hasilnya negatif."
Tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia, kementerian meningkatkan pengawasan mpox.
“Kami sedang mencari di provinsi dan daerah lain, bahkan di tempat yang kasus HIV-nya belum banyak,” kata Siti.
Selama wabah mpox global terjadi tahun lalu, kontak seksual adalah cara utama penularan virus, sementara mereka yang tidak aktif secara seksual tidak dikecualikan dari infeksi. Menurut Siti, pemerintah ingin meningkatkan pemahaman masyarakat tentang praktik seks aman dan kehati-hatian.
Lebih lanjut Siti menegaskan, tidak perlu ada rasa takut karena mpox adalah “virus yang sama sekali berbeda dengan Covid-19”. Karena mpox menyebar melalui kontak kulit langsung, lesi kulit yang terlihat membuat virus mudah dikenali.
Menurutnya, keputusan WHO untuk menghapus penetapan darurat internasional berarti layanan medis suatu negara dapat menangani infeksi tersebut. Selain itu, vaksinasi mpox juga telah tersedia sebanyak 1.000 dosis untuk Indonesia.
Sekitar 500 orang di ibu kota yang berisiko tertular virus akan menerima vaksinasi dari Dinas Kesehatan Jakarta mulai Selasa, menurut pernyataan yang dirilis pada Senin oleh Maxi Rein Rondonuwu, direktur jenderal pengendalian dan pencegahan penyakit di kementerian.
Meskipun beberapa ahli menyatakan bahwa mpox bukanlah ancaman serius, mereka tetap menuntut pemerintah meningkatkan jumlah orang yang dapat dilacak.
Kita, dalam arti tertentu, telah membuat kesalahan dengan contoh-contoh lokal ini. Diperlukan lebih banyak pelacakan kontak, menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman.
Hanya pasien pertama dan ketiga dari tujuh pasien mpox yang kini berada di Indonesia yang pernah bepergian ke luar negeri. Dicky menyimpulkan sisanya merupakan akibat transmisi lokal.
Dicky mengatakan, meski Kementerian Kesehatan sudah sangat akomodatif, namun masih banyak yang harus dilakukan. Penting untuk tidak menganggap enteng hal ini. Setiap kesalahan atau kecerobohan selama wabah akan memperburuk situasi, ia memperingatkan.
Masdalina Pane, seorang ahli epidemiologi, menambahkan bahwa sektor kesehatan harus meningkatkan kemampuannya dalam membendung wabah.
“Untuk mencegah penyebaran kasus lain, saat ini diperlukan penyelidikan menyeluruh dan karantina. Pengamatan saya menunjukkan bahwa hal inilah yang masih kurang di lapangan,” ujarnya.
Meski demikian, Masdalina menyatakan bahwa menurutnya tidak akan ada wabah mpox yang signifikan di Indonesia karena virus ini dapat diobati dalam beberapa minggu dengan sistem kekebalan yang kuat dan isolasi yang tepat.
Berdasarkan analisis risiko, kecil kemungkinan hal ini akan menyebar ke wilayah lain. Mungkin sporadis, tapi jelas bisa dikendalikan, kata pembicara.

0 Response to "Seiring meningkatnya jumlah kasus cacar monyet di Indonesia, Kementerian Kesehatan semakin waspada."
Posting Komentar